TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, menilai upaya pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi dalam mengendalikan laju inflasi tidak dilakukan secara komprehensif. Bahkan, pemerintahan saat ini, kata dia, menggunakan metode injak kaki.
Apa maksudnya?
Dalam webinar bertajuk 'Harga Kian Mahal: Recovery Terganggu?' yang digelar hari ini, Kamis, 7 April 2022, Faisal menyebutkan keberhasilan pemerintahan Jokowi menekan inflasi di level rendah adalah hal yang semu.
"Terlepas dari caranya mengendalikan inflasi, ternyata cara Pak Jokowi mengendalikan inflasi itu dengan metode injak kaki," ujar Faisal dalam webinar tersebut. "Bukan dengan memperbaiki pasokan, bukan memperbaiki logistik. Ada sih, tapi lebih ke metode injak kaki."
Ia menilai metode pemerintah itu tidak menyelesaikan pangkal persoalan. Pasalnya, masalah lonjakan inflasi selalu muncul dan menjadi isu langganan di Indonesia setiap momentum-momentum tertentu.
Laju inflasi saat ini di angka 2,18 persen adalah kedua yang terendah sepanjang sejarah. Bahkan pada tahun 2020, inflasi Indonesia tercatat lebih rendah lagi yakni 1,32 persen.
Ia juga mengkritik langkah Jokowi berkeras menekan laju inflasi dengan cepat tapi dengan cara instan, misalnya dengan menggelontorkan subsidi jumbo ke masyarakat. Salah satunya adalah subsidi energi untuk bahan bakar Pertalite.
"Karena adanya krisis ini, saya kira sebentar lagi (pemerintah) akan menyerah, karena subsidinya luar biasa," kata Faisal Basri.